Tetap Waspada ! Beberapa Alasan Anak Mudah Terjebak Perangkap Judi Online Yang Berkedok Permainan Online

Tetap Waspada ! Beberapa Alasan Anak Mudah Terjebak Perangkap Judi Online Yang Berkedok Permainan Online
Tetap Waspada ! Beberapa Alasan Anak Mudah Terjebak Perangkap Judi Online Yang Berkedok Permainan Online

Guru Sejarah - Kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi pada saat ini satu sisi dapat berdampak baik bagi perkembangan kehidupan masyarakat. Di mana masyarakat dengan mudah dan tanpa memerlukan waktu dan biaya yang banyak, segala bentuk informasi akan dengan cepat dan mudah diketahui.

Akan tetapi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dari sisi lain dapat juga berdampak tidak baik bagi perkembangan kehidupan masyarakat. Kemudahan akses internet telah membuka peluang baru bagi segala bentuk aktivitas yang dapat menjurus ke hal-hal pembentukan pendidikan karekater yang tidak baik seperti kekerasan, termasuk perjudian.

Terlebih bagi anak-anak jika hal ini dibiarkan akan tertanam suatu kebiasaan negatif dan jelas-jelas sudah bertentangan dengan rencana program pemerintah dalam menumbuhkembangkan gerakan 7 kebiasaan positif bagi anak Indonesia hebat.

Judi online yang dulunya hanya bisa dilakukan terbatas di tempat-tempat tertentu secara fisik, kini telah menjelma menjadi berbagai bentuk yang dapat dilakukan dengan mudah melalui internet. 

Dengan godaan iming-iming keuntungan yang banyak membuat masyarakat merasa kecanduan tanpa terkecuali sampai tingkat remaja hingga anak-anak. Dengan kemudahan akses dan hanya sekedar melakukan permainan atau game di perangkat ponsel genggaman dengan menawarkan berbagai macam bonus yang menarik, tanpa disadari mereka langsung bertaruh dan merasakan sensasi sendiri perjudian secara online.

Fenomena judi online merupakan salah satu ancaman serius yang dapat berpotensi meningkatkan tingkat utang di masyarakat. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan bahwa per Juli 2024 di Indonesia terdapat sekitar 4 juta pemain dan 168 juta transaksi terkait judi online. Dampak judi online tidak hanya merugikan pemainnya, tetapi juga menimbulkan kerugian besar bagi perekonomian negara.

Selain mengancam dan merugikan perekonomian negara dengan jumlah yang besar, judi online juga telah menargetkan anak-anak. Dengan kedok permainan online, judi online dengan mudah menjebak anak-anak (Media Indonesia, 2024).

Menurut laporan PPATK per Juli 2024, sekitar 80.000 atau 2% dari total 4 juta pemain judi online adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun. Lantas mengapa anak-anak mudah terjebak perangkap judi online yang berkedok permainan online?

Berikut alasannya:

Kemudahan Akses Internet

Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi digital dan akses internet yang semakin mudah, anak-anak dapat mengakses permainan online kapan saja dan di mana saja tanpa pengawasan. 

Lebih lanjut, saat ini banyak anak yang memiliki perangkat digital seperti smartphone dan tablet sehingga mereka lebih mudah terpapar permainan online.

Banyak di antara mereka yang kadang membeli sendiri paket-paket data ke penyedia layanan internet atau warung-warung terdekat yang tersedia WiFi (Wireless Fidelity) dengan biaya yang terjangkau. 

Fitur Game yang Menarik dan Membuat Adiktif

Permainan online dirancang untuk menarik perhatian anak-anak dengan grafis yang menarik serta mekanisme permainan yang membuat ketagihan. Beberapa game juga menyertakan fitur top-up untuk mendapatkan “kotak misterius virtual” yang berkaitan dengan permainan tersebut. 

Akibatnya, anak-anak harus melakukan pembelian dalam aplikasi jika mereka ingin memperoleh item atau karakter khusus atau menggunakan fitur tertentu. 

Hal ini dapat membuat anak-anak terbiasa menghabiskan uang untuk hal yang tidak pasti dan dapat mengarah pada perilaku judi online di masa depan.

Keterbatasan Informasi dan Kurangnya Pemahaman terkait Literasi Finansial

Anak-anak lebih rentan terjebak karena mereka belum memahami konsekuensi keuangan dari pembelian dalam aplikasi permainan. Lebih lanjut, anak-anak seringkali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang judi online dan risikonya.

Di sini dituntut paparan literasi finansial sejak dini dalam keluarga dan masyarakat. Jika tidak, anak-anak yang minim paparan literasi finansial baik dalam keluarga maupun di satuan pendidikan dapat tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang tidak memiliki pemahaman literasi finansial yang baik yang akan membantu mereka mengelola keuangan secara lebih bijak di masa depan. 

Kurangnya Pengawasan dan Edukasi dari Orang Tua serta Satuan Pendidikan

Orang tua yang sibuk sehari-hari sering tidak menyadari bahwa permainan online mengandung elemen perjudian. Hal ini diperparah dengan masifnya Iklan judi online yang memperbesar risiko anak-anak terjebak. 

Sebagian orang tua dan satuan pendidikan juga kurang memberikan edukasi finansial yang memadai serta kurang memperhatikan anak-anak.


Sumber: 

Pendidikan Literasi Finansial Panduan Implementasi Untuk Satuan Pendidikan dan Pemangku Kepentingan Pengarah, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jakarta, 2024

Post a Comment for "Tetap Waspada ! Beberapa Alasan Anak Mudah Terjebak Perangkap Judi Online Yang Berkedok Permainan Online"